Pakaian setan



Suatu ketika Nabi tercinta ,Muhammad saw berjalan2 dengan sahabatnya melalui Jannatul baqi (madinah). Ketika beliau mulai berjalan, beliau melihat laki2 yang sangat tua , dengan topi warna-warni diatas kepalanya, sabuk warna-warni dengan taburan permata di atasnya yang melingkari pinggangnya, sebuah bel ditangan kirinya dan sebuah jaring ditangan kanannya, lelaki tua itu berkata " Assalamualaikum ya Rasulallah" (salam sejahtera atasmu wahai utusan Allah). Nabi tidak menjawab salamnya, Orang tua itu mengeri mengapa nabi tidak menjawab salamnya. Bagaimanapun juga orang tua itu berbeda dengan laki-laki lain. Dia adalah setan yang terkutuk. Lalu setan itu berkata " Salamulahi alaykum ya rasulallah" (kesejahteraan Allah semoga tercurah atasmu, wahai utusan Allah). Lalu nabi kita menerima salamnya. Barulah para sahabat Nabi mengetahui bahwa ini adalah setan yang terkutuk, Para sahabat terkejut melihat setan yang terkutuk secara langsung. Setan yang terkutuk biasa berupaya menyesatkan para nabi dan imam. Setan yang terkutuk biasa bertemu para nabi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Sungguh setan terkutuk berkewajiban menjawab pertanyaan2 para utusan Allah.

Nabi kita tercinta meskipun mengetahui semuanya, untuk kepentingan para sahabatnya, bertanya kepada setan yang terkutuk hal berikut ini:

nabi saw: "Wahai setan ,orang2 tertarik dengan topimu, jelaskan kepadaku tentang Topi itu?"
setan : "wahai nabi Allah, topiku yang berwarna warni ini adalah benda2 material duniawi, kebaikan dunia yang bakal sirna, dan kenikmatan duniawi yang sementara. Begitu orang terperangkap oleh Topi warna-warni ini, maka orang ini akan senantiasa dalam kendaliku dan melupakan hari akhirat sama sekali".

Nabi saw : "Setan, sabuk apakah yang kamu kenakan ini? yang dipenuhi emas dan permata dipinggangmu?"
Setan: "Wahai nabi, ini adalah senjata keduaku yang menguatkan tulang punggungku, wahai nabi orang mukmin yang tidak terjerat oleh topiku, maka aku gunakan senjata ini."

nabi saw : "lalu, apa sebenarnya ini?"
Setan : " Wahai nabi, ini adalah perempuan-perempuan yang tidak mengenakan hijab, melalui perempuan yang tidak berhijab ini aku menipu kaum mukmin"

nabi saw : " lalu apakah bel yang kamu pegang ditangan kirimu?"
setan : " Wahai nabi, ini adalah bel untuk menghancurkan iman kaum mukmin"

Nabi saw : " bagaiman cara kamu melakukannya?"
setan : " mana kala aku melihat orang mukmin berbantah-bantahan satu sama lain, terlihat dalam perbantahan atau perdebatan mulut tentang hal yang sepele satu sama lain, maka aku membunyikan bel ini. Ketika bel ini aku bunyikan, orang-orang mukmin ini terlibat dalam pertentangan verbal yang besar dan mereka menyatakan hal-hal seperti fitnah, tuduhan palsu atau menggunakan bahasa yang buruk kepada yang lain karenanya iman mereka lenyap dari hati"

nabi saw: " Dan jaring apakah itu kamu pegangi?"
setan : " Ketika aku melihat orang mukmin tidak terperangkap oleh senjata apapun yang aku miliki, maka aku melemparkan jaring ini kepada mereka sebagai senjata pamungkasku"

nabi saw: " Tapi, apakah sebenarnya jaring itu?"
setan : " Wahai nabi Allah, ini adalah RIYA. Mana kala aku melihat orang mukmin melaksanakan amal soleh dan dia tidak terperangkap oleh senjataku, maka aku lemparkan jaring ini kepada mereka. Dengan masuk kedalam jaring ini, amal soleh yang mereka jalankan karena Allah, menjadi tidak sah, sebab mereka secara berlahan memasukkan ego kedalamnya ketika mereka melaksanakan sholat, puasa, haji, membayar zakat dan khumus mereka, dan beberapa kewajiban lain mereka kepada Allah, mereka menjalankan semua ini dan amal soleh yang lain, namun mereka setelah terperangkap oleh jaringku, mereka memamerkan amal soleh mereka kepada orang lain dan mereka seakan-akan telah melakukan amal kebaikan kepada Allah dengan menjalankan amal soleh semacam itu.

Mereka menceritakan kepada orang2 ketika mereka menjalankan solat malam, mereka menceritakan kepada orang2 ketika mereka puasa, mereka menceritakan kepada orang2 ketika mereka pergi haji, mereka memberikan uang untuk derma sekedar untuk pamer atau untuk kepentingan pribadi mereka. Inilah sebenarnya bagaimana mereka merasa lebih mulia daripada orang-orang yang mereka ketahui tidak menjalankan amal soleh ini. Semua perbuatan yang terjadi setelah mereka menginjak jaringku ini menjadikan amal soleh mereka sia-sia.

No comments: